Rabu, 05 Februari 2014

05-02-2014

bertemu pada jam segini lagi, reader.
entah kenapa bawaan hati lagi melowwwwwwww.

kali ini saya akan tetap membahas tentang, Dia.
iya, Dia yang tidak pernah berhenti saya fikirkan.
Dia yang selalu saja berhasil menjadi perhatian pertama saya.
Dia yang pernah menjadi milik saya.
Dia yang tak henti-hentinya melindungi menyayangi menjaga merawat saya, kala itu.
Dia yang...... SATU tetapi memiliki berjuta makna dalam hidup saya.

Saya tanpa dia? saya bisa. saya yakin bisa.
kalau di tanya berapa persen saya yakin nya? tolong jangan ditanya.
karena saya yakin untuk sekarang ini hanyalah 0%.
mengapa? akan menjadi 100% jika saya sudah bisa melampaui masa "move on"

bicara tentang move on......
gampang atau susah? itu tergantung pribadi diri masing-masing.
tapi, untuk sosok saya yang lembek dan sangat cengeng begitu lemah,
saya tidak bisa janjikan itu.

Hai, Dia yang sedang tertidur pulas disana,
saya tidak berharap banyak untuk membaca blog saya.
karena tujuan saya bukan untuk menarik perhatian, tetapi saya sangat bingung harus kemana lagi saya menceritakan isi hati saya.
mereka, sahabat-sahabat saya. sangat begitu baik memberi masukan. tapi saya takut mereka bosan dan lelah.

lanjut, untuk lebih mudahnya, "dia" sebut saja "kamu".
saya begitu takut, sangat takut ketika saya mendengar
"aku ngebiasaain hidup tanpa kamu" dari mulut kamu.
hei, betapa sakitnya mendengar itu akhir-akhir ini dari mulu kamu.
membuat saya berfikir dua kali bahkan berkali-kali, saya takut jika dari perkataan itu akan benar-benar mengakhiri kita.
saat saya memeluk kamu dengan begitu eratnya, apakah kamu merasakan betapa besar rasa sayang saya? dibalik peluk saat itu juga saya hanya bisa berkata dalam diri saya
"jangan pernah katakan itu lagi, sayang. bahkan aku saja tidak bisa hidup tanpa kamu. aku akan selalu sedia setia sama kamu. aku disini sayang, jangan pernah tinggalin aku"
apakah kamu juga merasakan betapa saya menahan dengan sekuat tenaga saya untuk tidak menangis dihadapan kamu?

saya tahu, saya terlalu paham pemikiran anda
"kalau nggak berhenti sekarang, mau kapan lagi?" iya kan? seperti itu kan?
memang, memang saya yang mengakhiri hubungan kita, 26 Januari 2014.
tapi itu semua bukan tanpa alasan. kamu yang memulai.
tapi jika keputusan dari saya untuk kamu manfaatkan dengan berakhirnya hubungan kita, saya sangat menyesal. seakan tidak ada perjuangan, saya terlalu bodoh telah terperangkap kalian semua.
campur aduk sekarang di otak saya. antara masih jengkel dan masih sayang berkumpul jadi satu.
ditambah dengan perbedaan agama dan restu orangtua ya kan?
seandainya kita seagama, pasti sekarang kita "sama-sama" memperjuangkan, betul?
seandainya.

ya Tuhan. seandainya kata "ayo move-on bisa! buktikan cita-citamu" ditambah dengan senyuman tampan darinya segampang itu. pasti saya sudah memiliki pengganti baru. tetapi?
ada sahabat saya yang berkata kepada saya "ini masih barusan. nanti lama-lama kan juga bisa moveon"
hei, hanya orang yang munafik yang berkata seperti itu. lama-lama dalam lingkup berapa lama?
saya sangat, sangat dan terlalu mencintainya. bahkan saya tidak rela jika kamu memiliki pasangan hidup baru (bukan istri), betapa beruntungnya perempuan itu kelak. saya akan menjadi orang pertama yang iri.
kamu terlalu hampir sempurna, telaten, sabar, baik, pengertian rajin sholat taat banget sama orang tua.... duh, kalo saya menceritakan karakteristik kamu mendetail, terlalu buanyak. sumpah, kamu adalah pacar tersempurna dari sebelum-sebelumnya.

3 tahun 3 bulan 16 hari itu sudah terlalu cukup untuk menggambarkan betapa nyamannya saya dengan kamu. betapa betahnya saya di hidupmu. betapa cinta nya saya terhadap mu
jatuh bangun kita, pengalaman-pengalaman kita, dan semua tentang kita itu sudah bukti cukup betapa adde sangat saya lindungi.
ketika saya SD, saya pernah pacaran 4th tapi ya kalian tau sendiri. macam apa sih pacaran anak SD yang masih cinta monyet. moveon? 3 tahun.
dan kali ini dengan "kamu" 3 tahun 3 bulan 16 hari itu bukan hal yang sebentar.
bagaimana saya bisa move on? tidak menjamin saya bisa move on bahkan untuk 5 tahun kedepan atau lebih.
sungguh, kamu terindah dari yang pernah ada. kamu tahu sendiri kan? seorang devi yang playgirl gonta-ganti pacar ketika SMP tapi cuma kamu yang bisa bikin saya takluk dan bertahan satu hati.
kamu yang merubah saya 180 derajat!
kamu yang merubah cara pandang dan fikir saya tentang berpacaran,
bukan tentang pertengkaran di dalam pacaran, tapi bagaimana kita harus saling mengalah
bukan tentang saling menyakiti, tapi bagaimana cara kita saling memaafkan
bukan tentang gaya pacaran anak muda jaman sekarang, tapi bagaimana saling menjaga
bukan tentang smsan setiap hari, tapi bagaimana mengontrol supaya tidak bosan dan saling merindukan
bukan tentang kepala dingin, tapi bagaimana 'emosi' bisa dikendalikan dengan kesabaran
bukan tentang ke-negatifan tapi selalu positif!!

saya takut, di kemudian hari saya tidak dapat menemukan sosokmu.
ya Tuhan, kenapa saya dipertemukan dengan seseorang yang sangat sempurna jika dia bukan jodoh saya. kenapa saya dipertemukan dengan seseorang yang sempurna terlebih dahulu?
selalu saja perbedaan agama adalah alasan yang paling mendasar dari semua masalah.
ya Tuhan, apakah saya salah telah mencintai orang yang benar?



untuk kamu, yang sedang tertidur pulas.
jangan pernah sekalipun kamu mencoba untuk pergi jauh dari saya. saya yakin kamu terlalu dan teramat hafal dengan saya. kamu adalah nafas saya, ketika kamu jauh? nafas saya?
semoga saya bisa melewati Ujian Praktek, TO, Ujian Sekolah, UNAS dengan pikiran positif dan senyuman. tetap tuntunlah saya. saya terlalu labil, pikiran saya sudah mulai kacau.
ohya, inget nggak? saya kan paling takut kalau kita putus pada saat banyak sekali jadwal menanti di kelas 12 ini. kenapa jadi kenyataan? :( dan kamu mau meninggalkan saya.
saya mau jadi apa? saya bukan pegulat tangguh dalam kesakitan.
terimakasih :)

Senin, 03 Februari 2014

03-02-2014

sudah jam segini. yg seharusnya sudah waktunya untuk tidur, tetapi untuk kesekian kalinya aku adalah orang yang paling terakhir sendiri tidur dirumah. aku sangat sulit untuk mencari alasan ketika ditanya kenapa belum tidur padahal insomnia ku bukan tanpa alasan :)
bahkan ketika menulis ini pun aku tidak merasakan ngantuk, yang ada justru rasa rindu ini semakin besar dan menyiksa diri sendiri. betapa tidak? merindukan seseorang yang belum tentu merindukan aku.

malam ke-8 dari perpisahan kita. aku kuat, harus kuat. keputusan yang sudah aku ambil tidak salah. akan lebih salah lagi jika aku tahu tetapi tetap bertahan.
semakin kesini aku takut, takut merasakan penyesalan telah mengakhiri ini semua.
apa karena aku merasa sendiri? melihat jam dinding yang selalu menunjukkan jam favorit kita :')
"wah. harusnya yayang sudah pulang ini"
"adit sudah sholat belum ya disana"
"sudah makan belum ya"
"pulangnya kehujanan apa enggak ni anak"
"pakai jaket apa jas hujan ya kira-kira"
"lagi ngapain ya disana"
 beberapa pertanyaan diatas adalah ketika aku sedang menunggu jam favorit kita datang :) ketika aku sangat menunggu-nunggu jam lesmu selesai. dan memasuki pukul 20:30 sangat excited kala itu karena rasa rinduku sedikit terbayarkan.
namun itu dulu, kira-kira 10 hari yang lalu terakhir aku seperti itu.
sekarang?

kali itu, rasa sayangku tertumpuk dan terendam oleh amarah dan kedongkolan. rasa sayang itu seakan hilang dan menjadi hampa. semua seakan gelap.
dengan perkataanmu, pengakuanmu, dan cara memperlakukanku. sulit untuk ku terima.
semakin kesini, kita semakin tidak bertemu. kita semakin tidak sama.
ini entah apa yang harus aku tanyakan lagi padamu, sudah jelas ini semua karena dampak bosan.
'bosan karena sifatku'

hey. coba ingat kembali. pernah kamu berfikir untuk menegurku?
bagaimana aku bisa tahu jika kamu tidak pernah menegur. ingatkan aku, dit
kalau aku tanya kenapa, kamu selalu menjawab 'gakpapa'
apa dengan ke'gakpapa'-anmu bisa menjawab semua pertanyaanku? apakah bisa melegakan perasaanmu dihati?
bukannya aku tidak mau berfikir ataupun introspeksi pada diri sendiri, tapi jangan menuntut aku selalu peka jika kamu pun tidak memberi kode.
hey. 3tahun itu bukan waktu yang sebentar. semuanya kamu pendam sendiri selama itu.
segala sifatku yang bikin kamu sakit hati, cemburu, egois, dll tak pernah kamu ceritakan ke aku
lalu? bagaimana aku bisa tahu? tegur aku.
hey, aku bukan peramal.
kalau sudah begini, pelampiasan yang kamu cari. entah pelampiasan positif atau negatif
kenapa selalu ga bilang, sayang. :(((((
bukankah harus saling terbuka? tegurlah aku. rubahlah aku. aku milikmu.
aku membuatmu cemburu? aku membuatmu kecewa?
ceritalah. bosan dengan sifat bukan berarti membuatmu tidak menghargaiku
aku selalu saja cerita bahkan cerewet pada mu jika kamu berbuat salah. kamu pendengar setia, kamu mendengar setiap cemoohku padamu
berharap jika kita saling menegur, kita bisa memperbaiki diri? dan saling mengisi.
jika kamu sudah pernah menegur, lalu aku lupa. ingatkan kembali :)))
oh, brati kita masih sama-sama anak kecil? i don't think so.
Bukan maksudku tidak menghargai segala usahamu untuk memendam atau membiasakan diri dengan segala sifatku yang sering membuatmu terluka:)
aku bangga punya pacar yang sabar pengertian tidak cemburuan, tapi jika itu justru membuatmu sakit tersiksa, aku akan menjadi orang yang paling bodoh karena aku tidak tau jika kamu sakit dan tersiksa. Bicaralah :)

namun, semua sudah terlanjur.
ketidakjujuran sudah menghancurkan segalanya, kepercayaanpun juga. aku tak bisa berkata apa-apa sekarang. I'm fine.


aku sampai tidak terfikirkan untuk men-screenshot percakap kita terakhir kala itu. 26 Januari 2014. dan sudah terhapus otomatis karena penuh. aku pun tak bisa membacanya berulang-ulang jika sedang rindu, entah rindu dalam percekcokan ataupun yang lain. everything, miss you gonna bad.
tertanda, mantan.