- aku nemu dari mbah Google . kebetulan bagus . aku paste d blog deh :p -
Cemburu dan cinta adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, terus menyatu dan saling melengkapi. Cemburu ibarat juga bumbu dalam sayuran. Tanpa cemburu, akan terasa hambar pula hubungan percintaan kita. Cemburu juga bisa membuat seorang yang sangat lembut tiba-tiba menjadi sangat garang. Begitulah...percik api cemburu bisa menyulut bahkan mengobarkan kemarahan yang begitu dahsyat. Selain itu cemburu bisa bermakna positif, cemburu bisa dijadikan indikator untuk mengukur seberapa besar rasa cinta kepada pasangan kita. Semakin kita bisa peka untuk merasakan kemunculan cemburu kita, semakin besar pula rasa cinta kita. Sebaliknya, jika dalam suatu hubungan, pasangan kita tidak pernah merasa cemburu, berarti bisa diduga rasa cintanya semakin kecil.
Rasa cemburu itu sendiri merupakan pengalaman negatif sebagai hasil dari kemungkinan akan kehilangan relasi yang berharga, baik oleh kehadiran pesaing yang nyata ataupun pesaing yang dibayangkan ada. Biasanya cemburu ini diikuti oleh berbagai perasaan seperti sedih, rasa terabaikan atau bahkan merasa kehilangan kebanggaan oleh perasaan dicintai dan bermakna dalam kehidupan pada saat tertentu. Jadi sebetulnya, cemburu itu membuat seseorang merasa tidak bahagia.
Carolyn Bushong mengatakan bahwa ada perbedaan penyebab munculnya rasa cemburu pada perempuan dan laki-laki. Pada perempuan, rasa ini biasanya muncul karena mengetahui pasangannya mengadakan kontak emosi dengan orang lain, biasanya lawan jenis. Tentunya kontak emosi ini dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya. Sedangkan lelaki akan cemburu manakala mengetahui istrinya selingkuh dengan lelaki lain. Atau mendengar istrinya memuji-muji lelaki lain di hadapan suaminya.
Seorang ulama membagi cemburu itu menjadi dua, yaitu:
1. Cemburu karena kekasih
Cemburu jenis ini merupakan semangat yang menggelora dan marah jika kekasihny itu diremehkan haknya, direndahkan kehormatannya dan mendapat gangguan dari orang lain. Rasa cemburu akan mendorong sang pecinta untuk mengorbankan jiwa, harta dana kehormatannya demi sang kekasiih. Sampai hal yang membuatnya cemburu itu hilang. Inilah jenis kecemburuan yang hakiki dari sang pecinta. Semakin besar rasa cemburunya, berarti semakin besar rasa cintanya. Dan kalau kita menariknya lebih tinggi, maka cinta yang tertinggi adalah cinta kepada Allah. Jadi kecemburuannya hanya dilakukan karena Allah. Perasaan cemburu ini bisa diwujudkan dengan kemarahan dan ketidaksukaan jika Allah dan aturan-Nya diremehkan atau direndahkan. Kecemburuan seperti ini akan membangkitkan pembelaan kepada Allah dan agama-Nya swt. Jika tidak terusik atas penghinaan terhadap Allah, maka tidak ada cemburu lagi. Hal itu berarti telah hilang pula cintanya kepada Allah yang makna selanjutnya adalah hilangnya iman dari dirinya.
2. Cemburu terhadap kekasih
Cemburu berbentuk kemarahan dan ketersinggungan sang pecinta jika ada orang lain yang mencintai kekasihnya. Di sini ada dua macam yaitu cemburu yang terpuji dan cemburu yang tercela. Cemburu terpuji adalah cemburu yang berdasar dan beralasan sehingga karenanya disukai Allah. Sedangkan cemburu yang tercela adalah cemburu yang tanpa alasan dan dibenci Allah swt. Orang yang cemburu karena ada alasan tiadk akan mendapat celaan. Tapi cemburu yang tidak beralasan justru akan membuat seseorang mendapat celaan. Cemburu yang beralasan bisa terjadi dari seorang suami kepada istri atau istri kepada suami. Kecemburuan istri misalnya jika suami melanggar larangan agama,seperti berzina, berbuat dzalim, tidak memberi nafkah, berselingkuh dan hal lainnya. Sedangkan kecemburuan suami terhadap istrinya terjadi bila istri melakukan hal-hal yang buruk seperti berzina, berkumpul dan bercengkerama dengan laki-laki lain yang bukan muhrim atau karena istri tidak menuruti perintah suami yang sesuai dengan agama. Kecemburuan inilah yang dianjurkan agama. Cemburu yang tidak beralasan biasanya berawal dari buruk sangka dan tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini tercela, karena dia tega menyakiti hati sang pecinta dan memanasi hatinya dengan kemarahan yang tidak pada tempatnya. Biasanya cemburu seperti ini mengakibatkan hilangnya rasa cinta, penyebab perpisahan dan hancurnya suatu hubungan. Banyak sekali terjadi kasus perpisahan dan kehancuran rumah tangga disebabkan buruk sangka tanpa mencari kejelasan dan keakuratan informasi tersebut. Sebagian besar berawal dari buruk sangka yang melahirkan cemburu taka beralasan dan berakhir dengan perceraian.
0 komentar:
Posting Komentar